Posting lagi setelah sekian lama vakum~~~
Kali ini Gw akan nulis tentang hobi baru Gw. Sebelumnya Gw sudah melanglang buana nyari-nyari sesuatu yang pas buat dilakuin pas senggang. Banyak yang diliat dan mau dicoba. Ini daftar yang Gw coba lakuin sebelum dapet hobi yang sekarang~
- Pasang sandsack (nggak ada tempat yang pas buat gantungnya)
- Body target (harga mulai 1,5 jeti dan naik terus)
- Panahan (bikin sendiri dan gagal, pesen online penjualnya setengah hati responnya)
Nah yang di atas itu adalah pilihan-pilihan yang Gw sisihkan sebelum ketemu hobi ini. Pilihan yang sekarang, entah kenapa muncul begitu aja. Mungkin karena memang Gw suka sama dunia penerbangan, akhirnya gampang kepincut. Nah, apakah?
Racun pertama, NK888
Yap, aeromodeling.
Lebih tepatnya, RC Helicopter~
Model pertama yang Gw beli adalah NK888, heli ukuran
medium dengan
coaxial blade. Heli ini punya 3
channel gerakan.
Lho, ini TV atau heli? Ko ada channel-nya?
Biar Gw jelasin dulu sebelum berlanjut, biar kagak pusing. RC Helicopter menurut jumlah gerakan aktif yang bisa dilakukan sesuai dengan jumlah channel (ch), dengan penjelasan sebagai berikut:
- 2ch: gerakan naik-turun, berputar kanan-kiri. Bisa gerak maju perlahan karena titik berat ada di depan main rotor.
- 3ch: gerakan naik-turun, berputar kanan-kiri, maju-mundur. Gerakan maju mundur pada heli coaxial umumnya dengan tail rotor yang mengubah sudut keseluruhan heli, menggeser gaya dorong ke depan/belakang. Pada heli single blade 3ch, gerakan maju-mundur terjadi dengan kontrol dari swashplate yang terbatas hanya memiringkan rotor disc ke depan dan belakang.
Duo Coaxial 3ch. TY916 di kiri dan NK888 di kanan, lagi grounded T_T. Perhatikan tail rotor di belakang untuk gerakan maju-mundur
Duo single blade. Kiri ada Syma F1, heli 3ch rasa 4ch dengan swashplate untuk maju-mundur. Kanan WLToys V911-Pro, 4ch
- 4ch: gerakan 3ch + strafe (gerak horizontal tegak lurus dengan arah nose heli) kanan-kiri.
- 6ch (Cyclic/collective pitch mixer): 4ch + gyro lock & blade pitch trim (sama dengan kontrol heli beneran) ~buat yang mau tahu 6ch lebih silaken tanya mbah Google, karena belum pegang sendiri jadi belum sakti ngejelasinnya~
Di tangan yang jago, main RC heli keliatan gampang bingit. Begitu coba sendiri, baru panik sendiri (pengalaman pribadi). Yang bikin kagok adalah ngegas nggak boleh sembarangan. Ngegas kebanyakan, bakal kayak ingus meler yang disedot. Pas panik karena terlalu cepat naik, kurangin gas kebanyakan, langsung jadi mirip sodara jauh (banget)-nya heli, Durian Monthong yang mateng dan jatuh dari pohonnya a.k.a terjun bebas. Gw sendiri butuh dua hari buat ngerti ngatur gas (baru ngerti, belum jagonya -_-).
Heli pertama yang Gw terbangin NK888, coaxial. Jenis heli coaxial adalah heli yang paling stabil hovernya. Kalau settingan pas, bisa ditinggal makan gorengan asal nggak ditiup angin~
Nubitol macem Gw aja bisa hover di dalam ruangan. Segitulah stabilnya coaxial
Terbang tinggi pun oke. Sore pas ngga ada angin, 10 m di atas tanah
Ada plus ada minus, begitu juga coaxial 3ch. Kestabilan berbanding terbalik dengan kelincahan. Heli jenis ini biasanya nggak kenceng-kenceng amat. Dan jangan sekali-sekali diadu sama angin, bakal lebih nurut sama angin daripada sama pilot~
Heli ke-dua Gw TY916. Sama-sama coaxial, cuma ukurannya mini. Sayangnya, pas dateng main shaft bengkok dan nggak bisa terbang, untung ditanggung seller, ya tapi nunggu kirimannya lama T_T
Heli ke-3 dan 4 dateng barengan, karena pesennya bareng. Syma F1 dan WLToys V911-Pro. Karena single blade, dua-duanya lumayan kuat lawan angin. Tapi karena rasio power/weight V911 lebih besar, si kecil ini tahan ngelawan angin yang lebih kuat. Dua heli ini nggak ada foto terbangnya, boro-boro difoto, buat jaga hover di tempat aja susah~
RC Heli biasanya dibuat dari material lentur dan atau tahan banting dalam derajat tertentu. Semua heli yang Gw terbangin pernah crash yang nggak enteng. Berikut daftar crash terparah tiap heli yang nggak bikin rusak:
- NK888: crash di genteng, gelinding dan jatuh ke bawah 3 meter
- Syma F1: menabrak ranting pohon dan jatuh 5 meter
- V911-Pro: menabrak ranting pohon 10 meter di atas tanah, jatuh menabrak ranting-ranting dan ke semak-semak. Canopy menabrak bambu, tembok batu pas pylon turn dengan kecepatan tinggi
Walaupun tahan banting, bukan berarti RC Heli kebal dari segala macam abuse. Kerusakan bisa dikurangi dengan cara mematikan mesin tepat sebelum crash, paling nggak kalau posisi jatuhnya aman blade dan rotor bisa diminimalisir kerusakannya. Tapi walaupun sudah melakukan tindakan darurat, kadang momentum dari main blade masih punya cukup tenaga untuk mengakibatkan... main blade patah.
Kecelakaan T_T
Kejadian di atas adalah poin lainnya kalau main RC Heli, sedia spare parts sebelum hujan (air mata). Untuk RC hobby grade biasanya nggak susah nyari partsnya. Tapi kalau kelas toy, nggak semua ada. Kadang mesti kanibal yang mirip-mirip. Jadi, kalau beli heli, usahakan beli spare parts juga kalau nggak mau manyun pas crash dan lagi sial.
Buat harga RC heli, saat ini harganya cukup terjangkau karena mesinnya memakai sistem elektrik (pulsa kali~). Kalau dulu cuma ada heli nitro yang harganya setara motor, sekarang dengan sumber tenaga baterai dan lama terbang nggak jauh beda dari sekali heli nitro full tank, RC heli elektrik jadi pilihan baik buat pemula dan juga yang dewa.
Demikian racun dari Gw, mudah-mudahan ada yang ketularan dan bisa share ilmu bareng~
Cheers.