Wednesday, 9 April 2014

Wildlife as Pet?

(http://www.dailymail.co.uk/)

Mungkin masih segar di ingatan tentang selfie si Rihanna yang membuat geger dunia persilatan ini. Fotonya dengan kukang menuai banyak kecaman, sampai pemerintah Thailand mengambil tindakan dan menangkap penjual satwa ini serta melakukan razia terhadap tempat-tempat yang menyediakan jasa foto dengan hewan langka ini.

Sebelum berlanjut, lebih baik kalau kita ngerti apa definisi satwaliar dilindungi itu. Salah dua kriteria yang sering dipakai yaitu IUCN Red List dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species). Keduanya memiliki kriteria masing-masing dalam menentukan perlindungan terhadap satwa. Jika IUCN melihat melalui sisi populasi dan ekologinya, CITES melihat dari sisi perdagangannya.

Gw mengambil contoh dari kukang aja. Kukang menurut IUCN Red List termasuk dalam critically endangered (Nycticebus javanicus) dan vulnerable (Nycticebus spp selain javanicus). Singkatnya, critically endangered berarti terjadi penurunan populasi yang ekstensif dan juga penghancuran habitat. Dan pada vulnerable juga terjadi hal yang sama, hanya saja tidak separah critically endangered. Sedangkan dalam CITES, Nycticebus spp masuk dalam appendix I, yang artinya perdagangan/pertukaran spesimen hanya diizinkan dalam keadaan tertentu (misal penelitian).

Penyebab utama kukang terancam populasinya adalah popularitasnya sebagai pet animal. Tampangnya yang plonga-plongo serta unyu-unyu menjadi pemicu laku kerasnya hewan ini. Mungkin udah banyak dibahas, tetapi nggak salah kalau ditulis lagi apa aja perlakuan seller kukang ke barang jualannya.

Transportasi
Karena termasuk hewan dilindungi, transportasi kukang pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pernah sekali waktu diberitakan di televisi orang yang mengangkut kukang yang disembunyikan dalam muatan spare parts kendaraan bermotor. Seperti inilah umumnya transportasi kukang, jauh dari animal wellfare. Berdesakan dalam kandang yang kecil.

Berdesakan dalam kandang kecil. Dipastikan ada yang mati saat transportasi. (wikimedia.org)

Cabut (potong?) gigi
Bak zaman abad pertengahan, sang penadah hewan selalu punya cara untuk menyiksa barang jualannya. Setelah transportasi yang mempertaruhkan nyawa, sang kukang harus menghadapi prosesi cabut -tepatnya potong- gigi. Ada yang menggunakan tang, ada pula yang menggunakan gunting kuku (WTF?). Nggak perlu tercabut habis, yang penting taring tajamnya nggak bisa nancep lagi. Tindakan ini sering mengakibatkan terjadinya infeksi mulut kukang, yang ujung-ujungnya ya mati.

Medieval Torture #37: tooth cutting (wikimedia.org)

Display
Layaknya barang jualan, si kukang dipamerkan untuk dijual. Mirisnya, seringkali kegiatan ini dilakukan tengah hari bolong. Padahal kukang termasuk hewan nokturnal yang beraktivitas malam hari dan istirahat pada siang hari. Sudah pasti hal ini akan berdampak pada hewan, membuatnya stress. Belum lagi yang menjualnya dengan cara menaruhnya di tongkat dan diputar-putar agar kukang pusing dan tidak banyak melawan.

Nah ini, diputer-puter (www.sumedangdailyphoto.com)

Dipelihara(?)
Titik terendah dari kehidupan si kukang. Jika pada manusia terjadi dehumanizing (menganggap dan memperlakukan manusia bukan lagi selayaknya manusia), mungkin pada kukang terjadi deanimalizing. Pertama, kapan owner bangun, si kukang akan dipaksa bangun untuk diajak bermain. Setahu saya amat sangat jarang orang yang hidupnya nokturnal di dalam rumah, ngajak main peliharaannya malem-malem. Si kukang dipaksa merubah siklus Circardian 180 derajat. Belum lagi menu makanan suka-suka si owner.

Pernah Gw konfrontir beberapa owner kukang di salah satu grup di FB, Kukang Lovers (note: grupnya sekarang secret, dan Gw udah di-kick. Grup yang ketemu pas di-search bukanlah grup yang Gw maksud. Kalau ketemu yang nama adminnya Siska Ardhita Yofthie, itulah grupnya) kenapa pelihara kukang. Jawabannya amat sangat hipokrit; daripada diburu di alam mending kita pelihara. Hellaaaawh, lu pikir kukang piaraan lw ditanem di sawah? Tumbuh dari pohon yang dibudidayakan secara organik? Dari mana lagi dapet kukang kalau nggak diburu? Lalu ada lagi jawaban, mending dipelihara kita, aman bisa berkembang, di alam susah. Helllawwwh lagi, kalau bisa ngomong gitu kenapa peliharanya sembunyi-sembunyi? Kalau lw emang capable kenapa ngga minta surat yang menyatakan negara menitipkan hewan tersebut ke lw? Itu bukti bahwa mereka yang pelihara kukang adalah hipokrit kelas satu!

Hahh, itulah opini Gw tentang hewan satu ini. Buat kalian Kukang Lovers sejati, kalau benar cinta biarkan mereka hidup di alamnya. Bantu kelestariannya, jadi volunteer untuk meneriakkan kebebasan mereka yang tidak bisa bicara. Jikalau ingin melihat kukang, pergilah ke tempatnya, lihatlah mereka langsung di hutan. Dengan begitu lw akan lebih menghargai si kukang dan juga habitatnya.

SALAM LESTARI

Sunday, 6 April 2014

Tigers


Harimau.

Bagi Gw, inilah salah satu adanya bukti cinta sejati. Gw awalnya cuma suka sama semua yang berbau laut, wild aquatic. Buat nonton film dokumenter non-aquatic aja males, gimana mau suka sama satwa non-aquatic. Kontak pertama dengan harimau terjadi saat mau bikin skripsi. Waktu cari pembimbing buat skripsi, pilihan jatuh kepada pembimbing Himpro Satwaliar, drh. Ligaya ITA Tumbelaka, SpMP, MSc. Dan karena beliau dikenal sebagai ahli harimau, Gw memutuskan untuk meneliti tentang harimau. Judul skripsi Gw adalah Perbedaan Litter Size dan Musim Kawin antara Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Harimau Siberia (Panthera tigris altaica).

Dari ngerjain ini skripsi Gw tau kalau subspecies harimau itu ada 9. Tiga diantaranya udah jadi korban keserakahan manusia. Penyebabnya apalagi kalau bukan perburuan. Bahkan lebih parah Harimau Bali (Panthera tigris balica) sengaja diburu hingga punah karena diyakini merupakan jelmaan roh jahat. Mungkin pemburu-pemburu itu nggak sadar, tapi sebenarnya merekalah roh jahat tersebut *hiks*

Terkait dengan habisnya Harimau Bali karena alasan mistis, harimau lain pun sama terancamnya seperti Harimau Bali. Terutama para pelaku spiritual memburu harimau untuk mendapatkan taring dan tulang singkal. Selain itu, obat-obatan Tiongkok pun meningkatkan permintaan bagian tubuh harimau, karena diyakini berkhasiat untuk mengobati penyakit.

Penyebab lain kemerosotan populasi harimau yaitu konflik dengan manusia. Konflik ini terjadi karena habitat harimau (hutan) terkikis atau terfragmentasi sehingga terkadang harimau harus menyeberangi teritori manusia untuk menuju potongan hutan lainnya. Pemasangan jerat oleh pemburu pun mengancam harimau. Jerat tersebut mungkin diperuntukkan bagi babi hutan atau hewan lainnya, tetapi harimau yang tidak beruntung dapat terjebak di sana. Dan parahnya, jerat tersebut tidak setiap hari diperiksa, sehingga kemungkinan sang harimau dapat terjerat berhari-hari tanpa makan dan minum.

Sebagai cat lover, Gw amat sangat menyayangkan kalau adorable beast ini mesti punah. Menurut statistik, dengan laju penurunan populasi seperti ini, dalam 15 tahun harimau akan punah *hiks lagi*

Satu hal yang Gw harap nggak akan pernah terjadi adalah suatu saat ada yang bertanya judul skripsi Gw, kemudian dia menjawab:
"wah, bapak meneliti fosil?"


SAVE TIGERS!