Thursday, 19 June 2014

Batu Peramal Cuaca dan Bencana

Di suatu tempat, ada batu yang bisa digunakan untuk meramalkan cuaca dan bencana, dengan akurasi yang mengagumkan. Ide simpel, tapi brilliant.

Err....

Nandemonai...

Big Boy Enrichment + Racun

Posting lagi setelah sekian lama vakum~~~

Kali ini Gw akan nulis tentang hobi baru Gw. Sebelumnya Gw sudah melanglang buana nyari-nyari sesuatu yang pas buat dilakuin pas senggang. Banyak yang diliat dan mau dicoba. Ini daftar yang Gw coba lakuin sebelum dapet hobi yang sekarang~
  1. Pasang sandsack (nggak ada tempat yang pas buat gantungnya)
  2. Body target (harga mulai 1,5 jeti dan naik terus)
  3. Panahan (bikin sendiri dan gagal, pesen online penjualnya setengah hati responnya)
Nah yang di atas itu adalah pilihan-pilihan yang Gw sisihkan sebelum ketemu hobi ini. Pilihan yang sekarang, entah kenapa muncul begitu aja. Mungkin karena memang Gw suka sama dunia penerbangan, akhirnya gampang kepincut. Nah, apakah?

Racun pertama, NK888

Yap, aeromodeling.
Lebih tepatnya, RC Helicopter~

Model pertama yang Gw beli adalah NK888, heli ukuran medium dengan coaxial blade. Heli ini punya 3 channel gerakan.

Lho, ini TV atau heli? Ko ada channel-nya?

Biar Gw jelasin dulu sebelum berlanjut, biar kagak pusing. RC Helicopter menurut jumlah gerakan aktif yang bisa dilakukan sesuai dengan jumlah channel (ch), dengan penjelasan sebagai berikut:
  • 2ch: gerakan naik-turun, berputar kanan-kiri. Bisa gerak maju perlahan karena titik berat ada di depan main rotor.
  • 3ch: gerakan naik-turun, berputar kanan-kiri, maju-mundur. Gerakan maju mundur pada heli coaxial umumnya dengan tail rotor yang mengubah sudut keseluruhan heli, menggeser gaya dorong ke depan/belakang. Pada heli single blade 3ch, gerakan maju-mundur terjadi dengan kontrol dari swashplate yang terbatas hanya memiringkan rotor disc ke depan dan belakang.
Duo Coaxial 3ch. TY916 di kiri dan NK888 di kanan, lagi grounded T_T. Perhatikan tail rotor di belakang untuk gerakan maju-mundur

Duo single blade. Kiri ada Syma F1, heli 3ch rasa 4ch dengan swashplate untuk maju-mundur. Kanan WLToys V911-Pro, 4ch
  • 4ch: gerakan 3ch + strafe (gerak horizontal tegak lurus dengan arah nose heli) kanan-kiri.
  • 6ch (Cyclic/collective pitch mixer): 4ch + gyro lock & blade pitch trim (sama dengan kontrol heli beneran) ~buat yang mau tahu 6ch lebih silaken tanya mbah Google, karena belum pegang sendiri jadi belum sakti ngejelasinnya~
Di tangan yang jago, main RC heli keliatan gampang bingit. Begitu coba sendiri, baru panik sendiri (pengalaman pribadi). Yang bikin kagok adalah ngegas nggak boleh sembarangan. Ngegas kebanyakan, bakal kayak ingus meler yang disedot. Pas panik karena terlalu cepat naik, kurangin gas kebanyakan, langsung jadi mirip sodara jauh (banget)-nya heli, Durian Monthong yang mateng dan jatuh dari pohonnya a.k.a terjun bebas. Gw sendiri butuh dua hari buat ngerti ngatur gas (baru ngerti, belum jagonya -_-).

Heli pertama yang Gw terbangin NK888, coaxial. Jenis heli coaxial adalah heli yang paling stabil hovernya. Kalau settingan pas, bisa ditinggal makan gorengan asal nggak ditiup angin~

Nubitol macem Gw aja bisa hover di dalam ruangan. Segitulah stabilnya coaxial

Terbang tinggi pun oke. Sore pas ngga ada angin, 10 m di atas tanah

Ada plus ada minus, begitu juga coaxial 3ch. Kestabilan berbanding terbalik dengan kelincahan. Heli jenis ini biasanya nggak kenceng-kenceng amat. Dan jangan sekali-sekali diadu sama angin, bakal lebih nurut sama angin daripada sama pilot~

Heli ke-dua Gw TY916. Sama-sama coaxial, cuma ukurannya mini. Sayangnya, pas dateng main shaft bengkok dan nggak bisa terbang, untung ditanggung seller, ya tapi nunggu kirimannya lama T_T

Heli ke-3 dan 4 dateng barengan, karena pesennya bareng. Syma F1 dan WLToys V911-Pro. Karena single blade, dua-duanya lumayan kuat lawan angin. Tapi karena rasio power/weight V911 lebih besar, si kecil ini tahan ngelawan angin yang lebih kuat. Dua heli ini nggak ada foto terbangnya, boro-boro difoto, buat jaga hover di tempat aja susah~

RC Heli biasanya dibuat dari material lentur dan atau tahan banting dalam derajat tertentu. Semua heli yang Gw terbangin pernah crash yang nggak enteng. Berikut daftar crash terparah tiap heli yang nggak bikin rusak:
  • NK888: crash di genteng, gelinding dan jatuh ke bawah 3 meter
  • Syma F1: menabrak ranting pohon dan jatuh 5 meter
  • V911-Pro: menabrak ranting pohon 10 meter di atas tanah, jatuh menabrak ranting-ranting dan ke semak-semak. Canopy menabrak bambu, tembok batu pas pylon turn dengan kecepatan tinggi
Walaupun tahan banting, bukan berarti RC Heli kebal dari segala macam abuse. Kerusakan bisa dikurangi dengan cara mematikan mesin tepat sebelum crash, paling nggak kalau posisi jatuhnya aman blade dan rotor bisa diminimalisir kerusakannya. Tapi walaupun sudah melakukan tindakan darurat, kadang momentum dari main blade masih punya cukup tenaga untuk mengakibatkan... main blade patah.

Kecelakaan T_T

Kejadian di atas adalah poin lainnya kalau main RC Heli, sedia spare parts sebelum hujan (air mata). Untuk RC hobby grade biasanya nggak susah nyari partsnya. Tapi kalau kelas toy, nggak semua ada. Kadang mesti kanibal yang mirip-mirip. Jadi, kalau beli heli, usahakan beli spare parts juga kalau nggak mau manyun pas crash dan lagi sial.

Buat harga RC heli, saat ini harganya cukup terjangkau karena mesinnya memakai sistem elektrik (pulsa kali~). Kalau dulu cuma ada heli nitro yang harganya setara motor, sekarang dengan sumber tenaga baterai dan lama terbang nggak jauh beda dari sekali heli nitro full tank, RC heli elektrik jadi pilihan baik buat pemula dan juga yang dewa.

Demikian racun dari Gw, mudah-mudahan ada yang ketularan dan bisa share ilmu bareng~

Cheers.

Saturday, 24 May 2014

Half and Half

Weekend yang jatuh pada weekend adalah hal yang amat-sangat-jarang terjadi sama Gw, secara libur reguler Gw adalah hari kamis-jum'at. Hari ini Gw bisa libur karena kemarin baru pulang dari Muara Wahau (ada di post sebelumnya). Hari ini Gw pake buat leyeh-leyeh dulu~

Lalu apa half and half yang ada di judul itu? Half and half secara umum adalah minuman campuran dari dua jenis cairan dengan rasio sama. Dalam dunia perkopian, half and half adalah salah satu olahan kopi yang isinya setengah kopi dan setengah susu (CMIIW). Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, mungkin akan dikira ini kopi nanggung (kopi setengah-setengah, lol). Jadi lebih baik kita tetap pakai nama half and half :)

Cara bikinnya amat sangat gampang. Siapkan satu bagian air, satu bagian susu cair, kopi bubuk, dan gula. Rebus air sampai mendidih, lalu matikan api. Diamkan air rebusan selama 30 detik, kemudian siramkan ke kopi yang telah ditambah gula secukupnya. Aduk dan pinggirin dulu supaya aroma kopi keluar. Sambil menunggu kopi, selanjutnya kita hangatkan susu dengan api sedang sambil diaduk supaya kasein susu tidak mengendap di panci. Begitu muncul gelembung pertama yang menandakan susu akan mendidih, matikan api dan langsung tuangkan susu ke seduhan kopi tadi. Voila, jadilah half and half~

Untuk alternatif, susu cair bisa diganti dengan susu bubuk yang dilarutkan, atau dengan soy milk. Yang penting rasionya tetap 1:1.

Selamat mencoba~~~

Friday, 23 May 2014

Most Interesting Job In The World :)

Lagi-lagi, my job never cease to amaze me. Berawal dari masuk hutan tanggal 1 Mei lalu sampai proses retrieval hari ini selalu penuh kejutan. Saat di hutan beberapa hari yang lalu, kejutan paling dahsyat sudah Gw tulis di blog post sebelumnya (KJ7: Near Death Experience). Proses retrieval yang dimulai dari 5.00 WITA tanggal 23 Mei 2014 juga nggak kalah seru.

Jalur dari Camp 103 menuju Muara Wahau memang ekstrim, dan pernah Gw tulis juga di blog ini. Kali ini dari pelangsiran menuju Muara Wahau kami turun dengan menggunakan mobil Mitsubishi Strada Triton milik kantor. Supir kami pun baru pertama kali naik sampai pelangsiran, sehingga menambah seru perjalanan.

Kejutan pertama, karena mobil yang lewat semua bertipe Hiline, maka jalur pelangsiran-Muara Wahau seakan sudah dicetak untuk dilalui Hiline, sehingga mobil kami lumayan kesulitan di beberapa spot. Karena sempat diguyur hujan, ada sebuah tanjakan yang cukup curam dan menjadi berlumpur. Mobil sempat tersangkut di sana. Kalau Hiline biasanya berkonvoi, sehingga ada banyak orang yang bisa menarik jika mobil tersangkut. Lagi-lagi, untungnya Triton kami dilengkapi dengan winch (kabel penarik di depan bumper). Mobil merayap naik dengan mengaitkan winch pohon yang ada di tepi jalan, menarik mobil sedikit demi sedikit. Setelah tiga kali menarik di titik yang berbeda, akhirnya tanjakan tersebut terlewati.

Kejutan kedua, tas carrier Gw ketinggalan di pelangsiran (wtf). Gara-garanya, saat mobil mau berangkat, orang-orang pas menata barang-barang di mobil. Bodohnya, Gw berasumsi ada yang bawa tas Gw. Dan Gw baru tahu kalau nggak ada yang ngangkat tas Gw setelah sampai di Muara Wahau (note to self, always check your own belongings). Tas Gw berisi baju 4 lembar, satu jeans, satu celana bedah, dua boxer, celana dalem, sweater, peralatan mandi, sendal, jaket SATLI (T_T), dan kabel charger Oppo yang masuk carrier karena buru-buru (TT_TT). Untungnya, duit dan elektronik (kecuali charger Oppo) ada di tas selempang yang Gw selalu bawa. Dan mungkin Gw harus menunggu senior Gw turun dari Camp supaya bisa sekalian bawa pulang carrier Gw, yang entah kapan turunnya.

Pakaian yang terbawa cuma wearpack yang Gw pakai, yang aromanya kata bokap Gw udah 978 (dibayangkan aja aroma wearpack yang dipakai seharian). Karena nggak tahan dengan baunya, Gw memutuskan membeli peralatan mandi. Karena sampai di Muara Wahau jam 18.30 WITA, sudah ngga ada toko yang jual handuk yang masih buka. Akhirnya Gw memakai kain lap mobil yang Gw beli di toko bangunan dengan harga 20.000/kg. Gw beli setengah kilo, yang ternyata lebih dari cukup. Untuk baju ganti Gw pinjem ke temen Gw yang masih punya baju yang bersih. Setelah mandi paling nggak setengah masalah Gw ikut hanyut sama air bilasan shampo.

Kejutan berikutnya, truk yang disewa untuk transport confidential object yang Gw bawa dari KJ7. Karena mendadak, supir yang disewa menggunakan truk yang bukan biasa dia bawa, belum lagi supir yang biasanya cuma bawa barang sampai Samarinda. Awal perjalanan, ada saat-saat truk kesulitan memindahkan persneling. Kemudian, belum ada dua jam perjalanan, kendaraan mengular karena ada jalan amblas di depan. Sambil menunggu Gw pun tidur di bak truk. Entah jam berapa, truk melonjak dan kemudian mesinnya mati. Ternyata kopling truk tersebut jebol (omaigot!!). Akhirnya pada 01.00 WITA, diputuskan untuk membawa confidential object dengan mobil Triton. Muatan pun dipindah ke mobil Triton. Mobil kemudian menyalip ke depan antrian, dan supir menjelaskan tentang barang bawaan kami ke orang yang mengatur antrian. Orang itu mengerti dan memberi prioritas pada kendaraan kami. Kami pun langsung melaju dan meninggalkan truk tersebut.

Sampai blog post ini ditulis, posisi kami hampir sampai di Sangatta. Gw berharap supir kami belum kehabisan stamina dewa sehingga bisa mengantar confidential object yang kami bawa dengan cepat dan selamat sampai Samboja (hampir Balikpapan).

-5.23 WITA, Tepian Sangatta-

Saturday, 17 May 2014

KJ7: NEAR DEATH EXPERIENCE

Entry blog Gw kali ini agak menyeramkan dari biasanya. Ini kejadian tadi siang, saat menangani kasus di Kejhe Sewen.

Jadi ceritanya 8.15 a.m. Gw masuk hutan bersama 2 orang lainnya untuk menangani sesuatu. Sampai di site setelah berjalan kaki selama 45 menit. Kemudian Gw melakukan apa yang harus dilakukan di sana. Pada saat kegiatan amat sangat banyak tawon di sana yang menghinggapi kita. Tawon-tawon itu memang ngga tahu diri, hinggap nggak diundang, pas kena gesek sedikit langsung menyengat.

Selama 2 jam di sana nggak kehitung berapa kali gw disengat. Biasanya kalau cuma disengat tawon reaksi Gw cuma gatal-gatal, tapi ternyata kali ini lain. Saking banyaknya sengatan, seluruh tubuh Gw bereaksi dengan venom si tawon, dan terjadi reaksi alergi!!!

Awal yang Gw rasakan adalah gejala gatal di seluruh tubuh. Karena amat sangat nggak nyaman, Gw pamit duluan untuk kembali ke Camp dan ambil CTM. Barang bawaan Gw titip dulu di site supaya bisa cepat sampai Camp, karena gatal mulai nggak kekontrol. Tadinya kepikiran buat minta satu orang temenin Gw balik kw Camp, tapi karena sotoy Gw, nekatlah Gw sendirian ke Camp. Dan Gw salah besar...

Seperempat perjalanan Gw mulai ngerasa sesak nafas. Pikiran Gw pun langsung curiga, jangan-jangan Gw mengalami delayed anaphylactic shock! Gw pun mulai panik, tapi berusaha tenang supaya nggak memperburuk keadaan. Gw sempet berhenti untuk menggaruk seluruh tubuh yang gatalnya makin menggila, sambil berfikir untuk nggak buang-buang waktu.

Kesalahan Gw berikutnya, barang yang Gw tinggal adalah semuanya, termasuk air minum dan snack. Hampir setengah jalan, Gw dilanda dehidrasi. Gw cuma istirahat sebentar, nggak mau buang waktu lebih banyak, melawan rasa lelah yang luar biasa karena sesak nafas.

Setengah perjalanan ditandai dengan adanya jalur trans rimba yang menuju Camp dan sungai kecil. Gw langsung minum dari sana dan beristirahat sebentar. Saat berjalan, Gw merasa sepatu boot yang Gw pake amat berat. Boot itu Gw lepas dan Gw tinggal di pinggir jalan. Pikir Gw, peduli amat, Gw ngga boleh game over di sini!

Sungai tempat Gw minum

Tapi apa mau dikata, 10 meter berjalan kaki setelah membuang Boot, Gw ambruk. Tiap Gw berusaha bangun, mata Gw berkunang-kunang. Gw langsung tahu ada yang nggak beres.

Tempat Gw rebahan. Sekitar 10 meter di depan adalah tempat Gw buang sepatu boot

"Sitmen, hipoglikemia" pikir Gw. Inilah puncak penyesalan Gw nekat balik sendiri. Setengah pasrah, Gw rebahan di jalan. Entah berapa lama Gw berebah, Gw mulai mikir aneh-aneh. Dengan Gw rebahan di situ, Gw berharap orang nantinya nggak susah kalau harus cari Gw.
Gw mendengar semua suara yang awalnya Gw acuhkan. Suara serangga, suara hewan-hewan, suara sungai. Gw sadar, tempat ini adalah apa yang disebut sebagai 'tranquility'. Kemudian Gw sadar, Gw mesti bertahan. Eksistensi Gw bukan cuma milik Gw. Dan juga kelebatan memori saat Gw mendaki Puncak Pangrango, dimana keadaannya sama, hanya saat itu Gw bawa beban yang nggak sedikit, jadi motivasi Gw buat lanjut jalan. Gw harus survive.

Pemandangan yang Gw lihat saat rebahan. Ah, kalau saja nggak lagi nyaris mati...

Akhirnya Gw lanjut. Berjalan hanya memakai kaus kaki sebagai pijakan, Gw memilih lewat bagian jalan yang berlumpur lembut. Sambil mata Gw menyisir tepi jalan, berharap ada arbei hutan yang bisa jadi sekadar energi untuk melangkah satu langkah lagi, yang ternyata cuma harapan kosong. Ngga ada arbei hutan yang lagi berbuah.
Perjalanan Gw ke Camp masih cukup jauh. Gw masih harus melewati dua sungai kecil, mungkin lebih tepatnya parit. Setelah lewat parit pertama, tiba-tiba mata Gw berkunang-kunang lagi. Akhirnya Gw kembali rebahan di tengah jalan untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaga. Kali ini juga Gw ngga tahu berapa lama Gw berbaring, tetapi selama berbaring Gw ngga tidur seperti saat pertama. Setelah itu Gw bangun, reaksi anafilaktik makin terasa, karena rasa gatal makin hebat dan nafas Gw makin sesak. Gw tahu batas waktu Gw sebelum shock nggak banyak. Gw bangun dan terus berjalan. Mindset Gw adalah makin cepat sampai Camp, makin cepat Gw bisa istirahat. Gw cuma berhenti sejenak di parit kedua untuk minum.

Parit tempat minum. Lumayan daripada lumanyun.

Gw terus berjalan sampai Gw lihat pohon kering yang amat besar yang ada di kiri kanan jalan, yang merupakan pertanda bahwa Camp akan terlihat di tikungan berikutnya. Entah kenapa, pohon itu terlihat amat majestic. Mungkin karena warnanya yang putih seperti pualan, atau karena dua pohon tersebut memberitahu dengan kehadirannya bahwa Camp sudah dekat, entahlah.

Such trees, much majestic~

Setelah Camp terlihat, Gw mempercepat langkah dengan sisa-sisa tenaga terakhir. Saat sampai Camp Gw langsung buka kaus kaki yang sudah basah oleh lumpur dan kembali berbaring sejenak. Kemudian Gw langsung bangun dan terhuyung-huyung ke tempat penyimpanan obat dan mencari CTM. Setelah ketemu, Gw langsung tenggak satu pil, ganti baju dan kemudian bergulung di tempat tidur. Gw melihat jam, 1.00 p.m., yang berarti Gw berjalan sampai Camp memakan waktu 2 jam.
Nggak lama Gw bangun lagi karena Gw masih harus membreskan hipoglikemia Gw. Gw pun menyeret badan Gw untuk bikin teh manis. Saat sedang bikin teh manis, Gw sempat jongkok dua kali karena mata Gw makin berkunang-kunang. Setelah itu Gw kembali ke tempat tidur setelah menyeruput sedikit teh manis tadi.
Gw cuma bergulung di tempat tidur, berusaha untuk nggak menahan gatal yang makin menjadi karena obat yang belum bereaksi. Belum lagi sesak nafas yang membuat apapun posisi berbaring terasa tidak nyaman. Hipoglikemia dikombinasi dengan sakit kepala yang melanda saat Gw sampai di Camp membuat Gw nggak sadar perjalanan waktu. Saat Gw lihat jam, sudah hampir jam 4 sore. Karena nafas yang masih sesak akhirnya Gw meminta OxyCan. Setelah beberapa kali hirup, nafas Gw lumayan plong. Kemudian Gw juga minta beberapa snack sebagai pengisi energi, karena dalam keadaan sekaran Gw susah makan nasi. Sekarang pun Gw masih lemes, tapi seenggaknya udah jauh lebih baik.
Demikian tulisan Gw, kalau ada yang nggak percaya ya tak apa.
Percaya atau nggak, Gw masih hidup.
-4.44 pm, KJ7-

Wednesday, 9 April 2014

Wildlife as Pet?

(http://www.dailymail.co.uk/)

Mungkin masih segar di ingatan tentang selfie si Rihanna yang membuat geger dunia persilatan ini. Fotonya dengan kukang menuai banyak kecaman, sampai pemerintah Thailand mengambil tindakan dan menangkap penjual satwa ini serta melakukan razia terhadap tempat-tempat yang menyediakan jasa foto dengan hewan langka ini.

Sebelum berlanjut, lebih baik kalau kita ngerti apa definisi satwaliar dilindungi itu. Salah dua kriteria yang sering dipakai yaitu IUCN Red List dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species). Keduanya memiliki kriteria masing-masing dalam menentukan perlindungan terhadap satwa. Jika IUCN melihat melalui sisi populasi dan ekologinya, CITES melihat dari sisi perdagangannya.

Gw mengambil contoh dari kukang aja. Kukang menurut IUCN Red List termasuk dalam critically endangered (Nycticebus javanicus) dan vulnerable (Nycticebus spp selain javanicus). Singkatnya, critically endangered berarti terjadi penurunan populasi yang ekstensif dan juga penghancuran habitat. Dan pada vulnerable juga terjadi hal yang sama, hanya saja tidak separah critically endangered. Sedangkan dalam CITES, Nycticebus spp masuk dalam appendix I, yang artinya perdagangan/pertukaran spesimen hanya diizinkan dalam keadaan tertentu (misal penelitian).

Penyebab utama kukang terancam populasinya adalah popularitasnya sebagai pet animal. Tampangnya yang plonga-plongo serta unyu-unyu menjadi pemicu laku kerasnya hewan ini. Mungkin udah banyak dibahas, tetapi nggak salah kalau ditulis lagi apa aja perlakuan seller kukang ke barang jualannya.

Transportasi
Karena termasuk hewan dilindungi, transportasi kukang pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pernah sekali waktu diberitakan di televisi orang yang mengangkut kukang yang disembunyikan dalam muatan spare parts kendaraan bermotor. Seperti inilah umumnya transportasi kukang, jauh dari animal wellfare. Berdesakan dalam kandang yang kecil.

Berdesakan dalam kandang kecil. Dipastikan ada yang mati saat transportasi. (wikimedia.org)

Cabut (potong?) gigi
Bak zaman abad pertengahan, sang penadah hewan selalu punya cara untuk menyiksa barang jualannya. Setelah transportasi yang mempertaruhkan nyawa, sang kukang harus menghadapi prosesi cabut -tepatnya potong- gigi. Ada yang menggunakan tang, ada pula yang menggunakan gunting kuku (WTF?). Nggak perlu tercabut habis, yang penting taring tajamnya nggak bisa nancep lagi. Tindakan ini sering mengakibatkan terjadinya infeksi mulut kukang, yang ujung-ujungnya ya mati.

Medieval Torture #37: tooth cutting (wikimedia.org)

Display
Layaknya barang jualan, si kukang dipamerkan untuk dijual. Mirisnya, seringkali kegiatan ini dilakukan tengah hari bolong. Padahal kukang termasuk hewan nokturnal yang beraktivitas malam hari dan istirahat pada siang hari. Sudah pasti hal ini akan berdampak pada hewan, membuatnya stress. Belum lagi yang menjualnya dengan cara menaruhnya di tongkat dan diputar-putar agar kukang pusing dan tidak banyak melawan.

Nah ini, diputer-puter (www.sumedangdailyphoto.com)

Dipelihara(?)
Titik terendah dari kehidupan si kukang. Jika pada manusia terjadi dehumanizing (menganggap dan memperlakukan manusia bukan lagi selayaknya manusia), mungkin pada kukang terjadi deanimalizing. Pertama, kapan owner bangun, si kukang akan dipaksa bangun untuk diajak bermain. Setahu saya amat sangat jarang orang yang hidupnya nokturnal di dalam rumah, ngajak main peliharaannya malem-malem. Si kukang dipaksa merubah siklus Circardian 180 derajat. Belum lagi menu makanan suka-suka si owner.

Pernah Gw konfrontir beberapa owner kukang di salah satu grup di FB, Kukang Lovers (note: grupnya sekarang secret, dan Gw udah di-kick. Grup yang ketemu pas di-search bukanlah grup yang Gw maksud. Kalau ketemu yang nama adminnya Siska Ardhita Yofthie, itulah grupnya) kenapa pelihara kukang. Jawabannya amat sangat hipokrit; daripada diburu di alam mending kita pelihara. Hellaaaawh, lu pikir kukang piaraan lw ditanem di sawah? Tumbuh dari pohon yang dibudidayakan secara organik? Dari mana lagi dapet kukang kalau nggak diburu? Lalu ada lagi jawaban, mending dipelihara kita, aman bisa berkembang, di alam susah. Helllawwwh lagi, kalau bisa ngomong gitu kenapa peliharanya sembunyi-sembunyi? Kalau lw emang capable kenapa ngga minta surat yang menyatakan negara menitipkan hewan tersebut ke lw? Itu bukti bahwa mereka yang pelihara kukang adalah hipokrit kelas satu!

Hahh, itulah opini Gw tentang hewan satu ini. Buat kalian Kukang Lovers sejati, kalau benar cinta biarkan mereka hidup di alamnya. Bantu kelestariannya, jadi volunteer untuk meneriakkan kebebasan mereka yang tidak bisa bicara. Jikalau ingin melihat kukang, pergilah ke tempatnya, lihatlah mereka langsung di hutan. Dengan begitu lw akan lebih menghargai si kukang dan juga habitatnya.

SALAM LESTARI

Sunday, 6 April 2014

Tigers


Harimau.

Bagi Gw, inilah salah satu adanya bukti cinta sejati. Gw awalnya cuma suka sama semua yang berbau laut, wild aquatic. Buat nonton film dokumenter non-aquatic aja males, gimana mau suka sama satwa non-aquatic. Kontak pertama dengan harimau terjadi saat mau bikin skripsi. Waktu cari pembimbing buat skripsi, pilihan jatuh kepada pembimbing Himpro Satwaliar, drh. Ligaya ITA Tumbelaka, SpMP, MSc. Dan karena beliau dikenal sebagai ahli harimau, Gw memutuskan untuk meneliti tentang harimau. Judul skripsi Gw adalah Perbedaan Litter Size dan Musim Kawin antara Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Harimau Siberia (Panthera tigris altaica).

Dari ngerjain ini skripsi Gw tau kalau subspecies harimau itu ada 9. Tiga diantaranya udah jadi korban keserakahan manusia. Penyebabnya apalagi kalau bukan perburuan. Bahkan lebih parah Harimau Bali (Panthera tigris balica) sengaja diburu hingga punah karena diyakini merupakan jelmaan roh jahat. Mungkin pemburu-pemburu itu nggak sadar, tapi sebenarnya merekalah roh jahat tersebut *hiks*

Terkait dengan habisnya Harimau Bali karena alasan mistis, harimau lain pun sama terancamnya seperti Harimau Bali. Terutama para pelaku spiritual memburu harimau untuk mendapatkan taring dan tulang singkal. Selain itu, obat-obatan Tiongkok pun meningkatkan permintaan bagian tubuh harimau, karena diyakini berkhasiat untuk mengobati penyakit.

Penyebab lain kemerosotan populasi harimau yaitu konflik dengan manusia. Konflik ini terjadi karena habitat harimau (hutan) terkikis atau terfragmentasi sehingga terkadang harimau harus menyeberangi teritori manusia untuk menuju potongan hutan lainnya. Pemasangan jerat oleh pemburu pun mengancam harimau. Jerat tersebut mungkin diperuntukkan bagi babi hutan atau hewan lainnya, tetapi harimau yang tidak beruntung dapat terjebak di sana. Dan parahnya, jerat tersebut tidak setiap hari diperiksa, sehingga kemungkinan sang harimau dapat terjerat berhari-hari tanpa makan dan minum.

Sebagai cat lover, Gw amat sangat menyayangkan kalau adorable beast ini mesti punah. Menurut statistik, dengan laju penurunan populasi seperti ini, dalam 15 tahun harimau akan punah *hiks lagi*

Satu hal yang Gw harap nggak akan pernah terjadi adalah suatu saat ada yang bertanya judul skripsi Gw, kemudian dia menjawab:
"wah, bapak meneliti fosil?"


SAVE TIGERS!